Selasa, 27 Oktober 2009

Emak Ingin Naik Haji














Sejak SLTP, saya telah banyak membaca novel, epik, komik atau cerpen yang bernuansa Islam..Bermula dari pinjem majalah Annida dari saudara sampai menabung untuk beli buku bahkan bekas sekalipun. Dari Annida saya mengenal nama-nama terkenal seperti Helvy Tiana Rosa, Muthmainnah atau Asma Nadia. Karya2 mereka membuka mata saya bahwa cerita Islam itu tidak melulu tentang surga dan neraka. Gambaran yang mengerikan dari komik2 islam ala jualan abang2 di bus jurusan Jogja-Solo pun (maklum sering dibeliin nyokap..he..he) sirnalah sudah..

Masa SLTP pun menjadi masa transisi dari bacaan SD saya seperti Majalah Bobo, komik (Tintin, Smurf, Asterix, Astro Boy, Lucky Luke), tabloid Hoplaa ( sering ada bonus poster kartunnya...ada yang masih inget gak?..^^) dan novel petualangan karya Enid Blyton semacam Lima Sekawan, Pasukan Mau Tahu atau Trio Detektif....menjadi bertambah genre dengan bacaan Islami..Apalagi kondisi sekolah saya adalah boarding school/ modern pesantren...Makin lengkaplah referensi dari lingkungan sekitar..

Dari bacaan Islami yang waktu itu masih langka, saya dapat banyak hal. Mulai dari pencerahan (halah..bahasanya..hi..hi) atau terkejut-kejut seperti ketika beberapa teman cewek saya di SMU mendapatkan hidayah berjilbab setelah terharu berat membaca kisah Ketika Mas Gagah Pergi karya Helvy Tiana Rosa (bukunya masih ada lho...udah lecek setelah berpuluh kali berpindah tangan..:)

Yah..sekarang sih di toko buku sudah membanjir buku2 fiksi Islami. Bahkan yang mega best seller hingga difilmkan seperti Ayat-ayat Cinta (Menghibur tapi lebih milih bukunya..). atau Ketika Cinta Bertasbih (duh belum nonton sih...embel2 asli Mesir bikin penasaran juga..he..) Sepertinya penerbit bonafid sudah tidak ragu lagi untuk berlomba-lomba membuat lini fiksi Islami dalam terbitan mereka...Sesuatu hal yang sudah berkembang dengan baik satu dekade ini. Toko buku pun sudah memajangnya di bagian best seller dan bersebelahan dengan buku bermutu lainnya

Ketika kaki melangkah di toko buku Gramedia beberapa hari yang lalu, saya menemukan buku yang dipajang paling depan menyambut calon pembelinya...Foto ibu tua berjilbab lusuh serta Tulisan warna biru muda tertera di bagian cover dan terbaca "Emak Ingin Naik Haji"...cinta hingga tanah suci..

Awalnya sih gak tertarik...tapi nama Asma Nadia mampu membuat saya memasukkannya dalam kantong belanja. Apalagi diembel2i dengan "Saksikan di Layar Lebar..A Film by Aditya Gumay" dan 100 % royalti untuk sosial kemanusiaan.

12 kumpulan cerita dalam buku ini mampu menyentuh kalbu...Ada tiga cerita favorit saya:
  1. Emak Ingin Naik Haji.......saya setuju dengan pernyataan Reza Rahadian, Pemeran Zein dalam Film dari cerpen ini--Emak Ingin Naik Haji adalah sebuah cerita sederhana yang membuat kita menyadari arti penting sebuah perjuangan hidup, dan membuat saya semakin mengagumi dan mencintai sosok ibu-- Gaya penceritaan yang multitokoh dan multikonflik (mengutip pernyataan Republika) mengingatkan kita pada Film Babel yang dibintangi Brad Pitt. Kesenjangan sosial antara si miskin dan si kaya secara gamblang terlihat dalam cerpen, di mana ada pihak yang begitu menginginkannya berhaji tapi tiada biaya, sementara di sisi lain ada pihak yang begitu mudahnya berhaji berkali2
  2. Sepuluh Juta Rupiah.......membuat saya makin menyadari statement " don't judge a book by its cover" (sering saya tambahin sendiri..do by its price..he..he). Tokoh Oman dan Sri sekeluarga mampu menutupi sangkaan orang mengenai kehidupan elit mereka..suatu sindiran sempurna bagi mereka yang menganut "Trying hard to be somebody" dengan memperlihatkan mereka mampu punya ini itu dan show off dalam kehidupan sehari-hari.. (yah..rumah mewah atau mobil keluaran terbaru..^^) Masyarakat yang selalu ingin tahu dan bergunjing tentang tokoh utama pun mampu menggambarkan kondisi riil sekitar kita yang selalu bergosip dan cenderung "ngomongin orang di belakang"....
  3. Cinta Laki-laki Biasa.........hm...istilah saya bagi tokoh Rafli dan Nania adalah "unconditionally love"..(they really deserve it...:) ceritanya tentang sosok Nania yang digambarkan ideal segala sesuatunya mendapatkan suami Rafli yang S3 (sangat standar sekali) sebagai laki-laki dan bagai langit dan bumi perbandingan keduanya...Dan orang2 yang mempergunjingkan mereka tidak akan pernah tahu bahwa Nania sangat dan akan selalu bersyukur mendapatkan Rafli dalam kehidupannya dan jawaban keyakinannya dengan pilihan dan waktu tepat dengan jodohnya akan berakhir dengan indahnya seiiring berjalannya waktu (Hiks...hiks..terharu nih....)
Yah jadi gak sabar nunggu Filmnya..Dalam bayangan saya Sepuluh Juta Rupiah difilmkan juga dengan gaya film "Ketika" Deddy Mizwar...dan Cinta Laki-laki Biasa bisa difilmkan dengan gaya film "Love". Filmnya sendiri akan dibintangi: Niniek L Karim, Didi Petet, Reza Rahadian, Aty Cancer serta Runner up 2 Puteri Indonesia 2009 wakil Maluku Utara...Ayu Pratiwi.

Note: For my Parent....semoga lancar segalanya...Amien Ya Rabbal'alamin..

foto diambil dari blognya asma nadia serta majalah madina.



Kamis, 22 Oktober 2009

ORIGINALE VS PIRATE VS DOWNLOAD



Setelah puas jalan2 bersama dan mengantarkannya pulang, saya membelokkan supernova ke arah bangunan dengan tulisan "Ultra disc" dalam box menyala berpendar kekuningan di kegelapan malam..

Yah...salah satu spot favorit saya di kota ini adalah rental VCD Originale (walaupun tak jarang meluangkan waktu ke rental DVD yang beraura Glodok)...Karena yang asli menyuguhkan subtitle bahasa ibu dengan sempurna sehingga dapat memahami alur film dengan nikmatnya tidak seperti yang pirate yang menjanjikan subtitle indo tapi yang keluar bahasa planet milik negeri jiran...atau sok-sokan pake English tapi kata2 yang keluar beda dengan pengucapan tokohnya.

Begitupun kalau kita download film...ada file yang berformat srt tapi belum tentu memudahkan karena untung-untungan dapat kualitas tata bahasa yang baik...paling sempurna sih dapet downloadan yang ngopi dari yang originale..puas, murah, meriah, senang :)

so...keputusan tetap di tangan anda dalam menikmati film...semua punya kelebihan dan kekurangan.

FYI: yang murah format DVD dan originale...sekarang tersedia dengan harga 15.000..biasanya keluaran TOP movie entertainment atau Gramedia pun sering ngadain sale hingga harga vcd original yang 50.000 bisa turun drastis jadi 5000 --kemarin dapet Great Expectation nya Gwineth Paltrow cukup 10.000 saja--..( lumayan sering beli walau masih mimpi beli paket box Godfather dan Band of Brother yang harganya ratusan ribu itu...^^)

note: this review dedicated to "Lampung Tax Movie Club"

Sabtu, 17 Oktober 2009

MERANTAU







Apa jadinya budaya olahraga tradisional Indonesia digabung dengan tradisi yang mengakar dalam masyarakat Minangkabau dalam palet seni berwujud Film?...Jawabannya adalah MERANTAU.

Pilihan menonton Film Indonesia hari ini (bukan Film barat--istilah selain film Indonesia tidak peduli India,Perancis, atau Hong Kong-- kalau merujuk pada pernyataan pengelola bioskop metropole di Chandra superstore Metro City--) adalah tepat dan pasti kalau menonton di jaringan bioskop "selikur" di Central Plaza Bandar Lampung akhir2 ini. Gak tau deh.... dari 4 teater semua dirajai hasil produksi anak negeri. Bangga?..atau miris karena sering tidak berkesempatan melihat made in Hollywood. Merantau pun sudah diputar berbulan yg lalu di Pulau Jawa...Apapun itu saya bersyukur karena dari Februari 2008 sampai pertengahan tahun ini di bumi Lampung tidak ada bioskop yang representatif.

Akting Christine Hakim menjadi dorongan tersendiri untuk menjadi sedikit "antusias" menikmati film ini pada awalnya. Tapi setelah selesai menikmati sajian apik dari sutradara bule Gareth Evan ini ada sesuatu perasaan nyaman di dada. Perasaan yang hanya datang kalau saya tidak merasa rugi mengeluarkan rupiah untuk menebus sekitar dua jam tempat di sofa beludru merah darah.

Gerakan laga dan setting alam Minangkabau (wuih indah ya...kapan bisa travelling ke sana? dan dalam hati mendoakan bagi semua korban musibah Gempa 30 Sept yang lalu) telah memukau saya...Sudah lama tidak melihat film laga Indonesia yang keren..(kayaknya belum pernah deh..mengingat era Barry Prima dan George Rudy tidak masuk hitungan angkatan saya..he..he).Untuk segi cerita sendiri sih tidak ada adegan yang bikin kening berkerut karena memikirkan hubungan dengan adegan sebelumnya..

Singkat cerita film ini adalah tentang anak muda yang jujur baik hati dan tidak sombong yang masih naif kalo dinilai dari rekan dari daerah asalnya menjalankan tradisi merantau yaitu ''tradisi bagi anak lelaki di minangkabau untuk mencari pengalaman hidup" di kerasnya ibu kota dan malah terseret dalam kasus human traficking untuk mempertahankan nilai yang dianutnya. Film ini sangat cocok dinikmati oleh remaja zaman sekarang yang terbiasa hidup mudah dan nyaman dalam segala hal (Apalagi untuk anak2 Alay...cocok tuh..Gak perlu norak untuk jadi "someone" kan...he..he)

Akting Yuda (Iko Uwais) sebagai pendatang baru mungkin belum secermelang Lukman Sardi atau Nicholas Saputra (dalam ukuran jam terbang dan penghargaan kali ya..penilaian kan subyektif.....), tapi dalam aksi laga saya beri istilah naturally awesome...yah...dia kan emang bisa beneran bela diri. Apa pengaruh sutradara bule (Gareth Evans) menjadikan film ini pas dalam porsinya sebagai film dengan genre aksi laga dalam standar Indonesia ya?..Pastinya anda akan menemukan sesuatu yang beda dari sinetron aksi laga yang dibintangi Roge* Dhan*ar** yang pernah tayang di stasiun TV Indo**** dengan aksi laga yang lebih mirip sirkus karena berlebihannya.

Akhirnya saya merasa cukup puas...keluar dari bioskop (perasaan yang relatif sama seperti habis menyaksikan Pintu Terlarang..) Hanya saja ada hal yang mengganggu...kok ada sih beberapa orangtua bodoh yang mengajak anaknya yang berusia sekitar 6 tahun menonton film ini? Adegan kekerasan dan kata2 kasar dan kotor bertaburan di sepanjang Film ini dan berpotensi menjadikan trauma bagi anak di bawah umur. Mungkin sistem perfilman kita belum ada rating yang jelas seperti di amerika ya, tapi kan ada cap Dewasa di poster film dan flyernya...Gak tau deh..Pihak bioskop pun sepertinya tidak menugaskan stafnya di pintu masuk teater untuk menyeleksi penonton..Sesuatu yang sangat disayangkan.

Sabtu, 10 Oktober 2009

KAMPOENG WISATA TABEK INDAH

Huwah... hari Sabtu adalah hari merdeka bagi saya..Hari bebas untuk bangun dari sleeping beauty panjang-- hi..hi it refers to..tidur pake kolor ungu bulukan sambil bikin pulau baru-- setelah malam sebelumnya begadang ampe larut malam ditemani termos dari mamak kost.

Tapi itu tidak berlaku untuk hari ini . Sabtu 10 Oktober 2009...Hari yang cerah dan indah untuk melakukan aktivitas outdoor. Yah...walaupun itu program dari kantor..Outbond

hmm..It sounds like program for students.. karena outbond sebelumnya saya ikuti dalam program Islamic Super Camp di Gede Pangrango waktu kuliah tingkat II..beberapa minggu kemarin pun sepupu 9 tahun saya juga mengikuti outbond..

Tapi yah ikut ajalah.. mengingat embel2 wajib diikuti oleh semua karyawan tanpa terkecuali..katanya sih bertujuan untuk menanamkan semangat team work yang solid dan termasuk program internalisasi kode etik ...Plus dapet kaos gratis (haha..tambah lagi deh koleksi kaos gratisan di lemari biru saya) dan akomodasi pp ditanggung.

Pukul 06.00 pagi beberapa orang udah ngumpul di kantor. Bus " Penantian Utama" pun sudah stand by. Saya sih tetep anteng depan TV karena jarak Kantor-Kost cuman 100 m dan jadwal berangkat bus pukul 06.30. Walaupun badan sudah siap pake kaos seragam dan celana training pinjaman, tapi jiwa masih belum menerima deh kayaknya kalo sabtu pagi harus dilewati dengan aktivitas selain tidur...:p.. --i am not morning person at the weekend--


Ekspresi ceria peserta Outbond.Tebak saya yang mana?..


haha..setelah berlari2 kecil ke kantor dan bernapas lega melihat bus yang masih ada di depan kantor--Thanks God i am not late--, duduklah saya di kursi bagian belakang bersama teman2 seperjuangan di kantor tempat mencari sesuap nasi.

Entah lah kayaknya perasaan excited dan bersemangat langsung tumbuh. Jarang2 kan bersama dalam satu bus dan pergi bersama..perasaan yang sama seperti ketika waktu study tour SMU...hehe. Saling bercanda, nyanyi bareng, dan ngobrol hal gak penting selama 40 menit jarak antara kantor dan tempat tujuan. Apalagi dalam satu bus tidak ada para atasan atao bos karena berada dalam kendaraan lain. Merasakan kebersamaan--sesama bottom part of work chain--yang indah...Saya menyebutnya Quality time with Friend...Hal yang tidak akan ditemui kalo kami berangkat sendiri2 dengan kendaraan terpisah.



Akhirnya bus pun sampai di tempat tujuan.. Kampoeng Wisata tabek Indah. Sebuah tempat di kecamatan Natar lampung Selatan. Selain sebagai wahana outbond, Tabek Indah merupakan tempat wisata dengan berbagai fasilitas. Disana terdapat wahana Outbound, Waterboom, Kolam Pemancingan, Restoran dan ada cottage yang dapat disewa untuk bermalam.

Dengan mengeluarkan 10.000 Rupiah pengunjung sudah dapat masuk ke Kampung Wisata Tabek Indah namun itu belum termasuk tiket masuk untuk waterboom atau pun outboundnya. Untuk masuk ke waterboom-- jangan membayangkan lippo karawaci deh,... kw II mungkin--, pengunjung hanya dikenai biaya masuk sebesar Rp. 20.000.-.

Untuk Outbound, di hari biasa bagi pengunjung yang berminat terjun "flying fox" pengunjung dikenai biaya 15.000 Rupiah per orangnya. Cukup murah dan terjangkau untuk dapat menikmati liburan di Kampung Wisata Tabek Indah. Disana juga terdapat Rumah Makan dan Aula Pertemuan yang dapat digunakan untuk rapat dengan klien kerja anda. Suasana dan tata letak serta prasarana nya pun nyaman dan mendukung.. karena dalam rangka outbond kantor, flying fox dan waterboomnya udah ditanggung.










Setelah prasmanan dalam sarapan pagi di Ruang Makan yang tersedia, Kami digiring ke lapangan oleh tim panitia untuk memulai aktivitas seharian. Ngeliat gelagatnya sih bakalan jadi hari yang panjang, lama, dan panas deh...untung bawa topi converse army look kesayangan..(Haha belinya di Bintaro Plaza..Rp.65.000,- pake duit hasil nungguin ujian masuk anak STAN tahun 2005)


Pose para Camera Freak peserta Outbond..^^

Kami dibagi dalam 6 kelompok. Saya sendiri masuk dalam Kelompok Buaya Darat..(what a tendencius name..tapi memorable lah..bandingin dengan nama grup lain seperti Raja Singa atau Beruang Madu)




Dan mulailah berbagai permainan individual atau kelompok yang masing2 akan mendapat point untuk menentukan grup mana yang menjadi juara. semua permainan dirancang membutuhkan kerja sama dan saling percaya yang kuat antara sesama anggota dalam satu kelompok.

Untuk permainan individual ada flyng fox dan Jembatan Goyang Elvis..semacam meniti tali di ketinggian 8 m gitu deh.. pake bantuan beberapa tali yang menjuntai di atas tubuh kita---hore i did it succesfully---.

Permainan kelompoknya ada: Nyabut bendera dari suatu jarak yang ditentukan dari pijakan kaki, nuangin botol berisi air ke ember dengan bantuan tali, bambu gila, mindahin bola pake tali, mindahin bola ke suatu tempat sekaligus dengan orang yang megang, lomba balapan pake teklek kayu, nyusun tiang bendera, dll. dan ada satu permainan yang melibatkan seluruh pegawai dalam satu kesatuan..namanya apa ya? Spirit Fire kalo gak salah..mindahin obor api ke tempat yang ditentukan tapi digangguin panitia dengan ngelemparin bungkusan air.(gila..kena di dada sakit...Dendam dan balas lempar--ups padahal peraturannya gak boleh balas--)

Hm walaupun, capek, panas, dan lengket, kesan seru dan menarik didapat dalam hati..(ceilah...)













Sebagai penutup hari, grup terbaik dengan skor tertinggi diumumin. Haha...Grup Buaya Darat meraih Juara Pertama....*tertawa jumawa*

Sebenarnya acara sudah selesai, tapi berhubung masih ada waktu, beberapa anak yang berminat tertarik untuk mengikuti permainan Paint Ball..tentunya dengan tambahan biaya. 125.000 rupiah sudah termasuk 20 peluru cat. Seru banget sih...cuman sayang banget..terasa sebentar dan cepet berlalu..satu sesi dengan 2 kelompok masing2 5 orang berhadapan untuk saling "bunuh membunuh" kelompok yang habis ditembak duluan dan tidak ada peluru tersisa menandakan usainya permainan. Hmmm 15 menit yang mahal..hehe





Puas main paint ball, beralih ke water boom. disana gak perlu tiket lagi karena sudah dibagiin voucher dari panitia..hanya saja gak dapat teh botol layaknya tiket regular. Kolamnya sendiri bersih dan terawat, terdiri dari berbagai titik dengan kedalaman air yang berbeda..tersedia juga saung2 kayu di pinggiran kolam untuk bersantai..mau mie instan panas dan minuman pun tersedia di tempat makan yang tersedia. Sementara untuk Water boomnya sendiri agak mengecewakan ya...soalnya pernah nyoba dan gak mulus meluncur...malah seret di tengah jalan..



Tersedia juga Balon Air...semacam balon berisi udara dengan beberapa orang di dalamnya terapung2 di tengah kolam. Biasanya anak kecil adalah peminatnya.






Sebelum pulang dari waktu jam 5 sore yang telah ditentukan...berbagai pose dari yang normal sampai yang abnormal pun dilakukan....(di bawah dua contohnya) ..*sungguh suatu kebiasaan narsis yang sudah mencapai taraf memprihatinkan*

notes: btw, happy birthday to Wisnu...hohoho dia sempat dikerjain sama panitia di akhir acara.