Sabtu, 11 Agustus 2012

Batik on Denim, Cara Lazuli Sarae Memperkenalkan Warisan Budaya Kepada Generasi Muda





Saat ini batik telah kembali populer di Indonesia. Salah satu pendorong euforia cinta batik ini adalah sejak UNESCO pada tanggal 2 Oktober 2009 menyatakan bahwa Batik merupakan Masterpiece of Oral Ingatable Heritage of Humanity dan menetapkannya sebagai budaya Indonesia. Tentu saja hal ini baik, mengingat batik sebelumnya agak terlupakan dan dianggap kuno bagi generasi muda. Lalu langkah-langkah apa saja yang perlu dilakukan agar semangat cinta batik ini tetap terjaga terutama pada generasi muda yang notabene adalah penerus pelestari budaya bangsa?





Mungkin apa yang dilakukan Lazuli Sarae adalah salah satu langkah tepat untuk memperkenalkan batik pada masyarakat, terutama generasi mudanya. Apa itu Lazuli Sarae? Saya mengenalnya ketika melihat tayangan show "Bukan Empat Mata" di televisi beberapa waktu yang lalu. Lazuli Sarae adalah brand pakaian yang mengusung Batik sebagai andalan mereka dalam setiap itemnya. Lebih unik lagi, batik tersebut diaplikasikan pada bahan pakaian yang sangat akrab dengan keseharian anak muda, yaitu denim. Istilah Batik on Denim sangat tepat untuk disematkan pada brand yang bermarkas di Bandung ini. Dengan kata lain, Batik on Denim adalah jenis bahan pakaian yang memadukan budaya lokal dengan budaya kontemporer barat yang menghasilkan produk khas terkini tanpa meninggalkan identitas asli bangsa sendiri

Lazuli Sarae mempunyai misi: Local Value, Modern Spirit. Hal tersebut diwujudkan dengan menciptakan bisnis kreatif baru untuk memperkaya koleksi tekstil Indonesia. Berbagai jenis produk yang telah mereka hasilkan sangat variatif. Pria atau wanita dapat memilih varian produk sesuai yang mereka inginkan. Mulai dari jaket yang elegan, hingga sepatu ankle boot yang modis dan trendy.

Shin Cinereo Shirt


Setiap produk Lazuli Sarae terdapat motif batik yang dituangkan dengan teknik traditional wax resist-dye. Rangkaian koleksi terbaru dihasilkan dengan desain yang modern sekaligus stylish bagi penggunanya. Tengok saja Shin Cinereo Shirt favorit saya dari koleksi terbaru The Story Of Aosan. Keren sekali bukan? Motif parangnya yang eksklusif memberi kesan gagah bagi pemakainya. Dapat saya bayangkan pujian teman apabila saya pakai ke kantor pada hari Selasa atau Jumat yang memang hari wajib untuk memakai batik :)). Apabila disuruh memilih dua item, di samping Shin Cinereo Shirt, Cinereo Mini Cape juga saya taksir sebagai hadiah kepada adik yang juga gemar memakai batik. Tentu ia akan sangat suka dengan model uniknya dan pasti akan menjadi outfit andalan terbaru ketika pergi ke kampus.

Cinereo Mini Cape

Dari melihat berbagai pilihan produk Lazuli Sarae di situsnya, terpikir untuk memakai desain Batik on Denim rancangan sendiri yang pernah saya wujudkan dalam bentuk kemeja batik katun. Kemeja lengan pendek ini dilengkapi dengan capuchon seperti tipe insignis chapuchon shirt, hanya saja dapat dilepas dengan kancing sebagai penghubungnya. Desain ini saya beri nama Man Detachable Capuchon Shirt. Lumayan ya? hehe.

Man Detachable Capuchon Shirt by bee in da club



Lazuli Sarae adalah salah satu bentuk kepedulian terhadap budaya bangsa. Berbagai produknya membuat penggunanya tetap merasa up to date tanpa meninggalkan ciri budaya lokal. Semoga brand ini akan menjadi besar di kemudian hari, bahkan dapat mendunia dan memperkenalkan batik sebagai identitas kebanggaan Indonesia

sumber gambar: lazulisarae.com

catatan: postingan ini untuk lomba artikel by Lazuli Sarae :)