Senin, 08 Februari 2010

Perahu Kertas



Salah satu pengarang favorit saya adalah dee atau Dewi Lestari. (saya lebih menyebutnya sebagai pengarang bukan penulis ya..., karena seorang pengarang haruslah memiliki imajinasi luar biasa untuk dituangkan dalam karyanya. dan seorang dee mempunyai itu)

Sebagai salah satu penggemar, tentunya semua buku karangannya komplit saya punya. Mulai dari seri Supernova, Kumpulan cerita dan prosa satu dekade: Filosofi Kopi sampai yang harganya amit2 mahal dibanding ketipisan bukunya..Rectoverso. Hm..jadi ingat zaman susah kuliah dibela2in beli Buku Supernova Nomor Satu: Kesatria, Puteri dan Bintang Jatuh...daripada buat makan..he..he (Waktu itu harganya 21.000 dan cuman mampu beli yang edisi ekonomis kertas koran ^^)

Perahu Kertas berbeda dengan karya2 dee sebelumnya. Bahasanya yang sederhana dan mengalir, serta pemilihan kalimat dan kata yang tidak susah dibaca oleh orang awam sekalipun. Hal ini tentunya berbeda dengan berbagai metafora serta penggunaan kiasan2 pada karya2 sebelumnya (Apalagi bila dibandingkan dengan Rectoverso).

Sejujurnya saya lebih suka pada karya sebelumnya seperti Supernova. Tapi Perahu Kertas menawarkan sesuatu yang berbeda dari seorang dee. Sesuatu yang baru dan tetap menarik untuk dinikmati dan diresapi..

Seperti yang tertulis dalam blognya: dee-idea.blogspot.com

Kelahiran "Perahu Kertas" didorong oleh kerinduan saya pada format cerita bersambung yang sempat menghilang dari majalah remaja, sesuatu yang saya gandrungi waktu kecil dulu, saat masih menumpang baca majalah kakak-kakak saya. Cerita ini mengisahkan perjalanan dua anak muda, Kugy dan Keenan, yang berjuang demi cita-cita dan cinta mereka di tengah segala tantangan dan ketidakmungkinan.

notes: this review dedicated for Aa Fahri yang ngefans..sama buku ini, juga santo yang akan ngefans juga.He..he..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar