Pertama kali melihat cinemags adalah ketika saya masih kuliah tingkat pertama. Awalnya seorang teman membawanya ke dalam kelas dan meminjamkannya. Kesan pertama begitu menggoda..Ya... Awalnya tertarik karena mengulas Film Spiderman-2. Karakter film yang begitu saya sukai waktu itu. Selain itu artikel serta gambar mengenai seluk beluk film yang diulas secara menarik dan ringan dibaca ditambah dengan bonus exclusive yang terdapat di dalamnya membuat saya langsung jatuh cinta dan memutuskan untuk mulai membacanya secara teratur.
Bukan hal yang mudah untuk tetap terus mengikuti atau membeli cinemags secara rutin. Maklum, sebagai mahasiswa dan anak kost uang senilai harga jual majalah sangatlah berarti.
Dan demi Cinemags, saya bahkan rela nabung dari uang makan harian atau dengan kata lain menghemat uang saku kiriman orangtua. Tetapi semua itu terasa sepadan dengan kegembiraan ketika Cinemags berada di tangan.
Dari waktu ke waktu cinemags telah menemani. ketika hati sedang merasa jenuh dan bosan, Cinemags mampu memberi hiburan dan menyegarkan mata. Berita serta ulasannya pun mampu menjadi referensi jempolan ketika bingung dalam menentukan film pilihan yang akan ditonton di bioskop. Obrolan ringan sehari-hari dengan teman-teman pun makin berbobot karena pengetahuan seputar perfilman yang saya dapat dari cinemags.
Cinemags selalu memberikan bonus. Poster selalu ada pada setiap edisinya. Beberapa poster pilihan saya selalu terpajang di dinding kamar dan berganti seiring dengan waktu dan suasana hati. Bonus tambahan lain dipastikan ada. Entah itu pembatas buku, kartu film, atau bonus khusus yang sangat layak dikoleksi seperti One Ring dari edisi LOTR, Syal atau tongkat sihir dari edisi Harry Potter.
Penampilan serta kemasan Cinemags berkembang secara kreatif. Contohnya lihat saja pada edisi Mei 2010 dimana sampul dengan gambar dari Film Iron Man 2 terlihat atraktif dengan logo yang dicetak dengan tinta Glow in the dark, atau pada edisi ke-100 yang menyisipkan 100 most influential movies beyond times dalam bentuk majalah tersendiri
Saya sendiri pernah mencoba beralih dengan majalah sejenis di pasaran. Tetapi akhirnya tetap kembali ke Cinemags yang tetap terasa pas dengan seluruh komposisinya sebagai majalah Film terbaik di Indonesia.
Tidak terasa tujuh tahun berlalu...saya pun tidak perlu berhemat lagi untuk membelinya karena telah bekerja dan memperoleh penghasilan. Walaupun kini bekerja di kota kecil yang notabene tidak ada bioskop dan memperolehnya musti menempuh jarak 80 km ke ibukota, Cinemags tetap setia menemani. Satu hal yang pasti, perasaan gembira tetap tak berubah ketika baru memegang edisi terbarunya. I love Cinemags.
*postingan ini buat dikirim ke Cinemags..semoga dimuat :)
Bukan hal yang mudah untuk tetap terus mengikuti atau membeli cinemags secara rutin. Maklum, sebagai mahasiswa dan anak kost uang senilai harga jual majalah sangatlah berarti.
Dan demi Cinemags, saya bahkan rela nabung dari uang makan harian atau dengan kata lain menghemat uang saku kiriman orangtua. Tetapi semua itu terasa sepadan dengan kegembiraan ketika Cinemags berada di tangan.
Dari waktu ke waktu cinemags telah menemani. ketika hati sedang merasa jenuh dan bosan, Cinemags mampu memberi hiburan dan menyegarkan mata. Berita serta ulasannya pun mampu menjadi referensi jempolan ketika bingung dalam menentukan film pilihan yang akan ditonton di bioskop. Obrolan ringan sehari-hari dengan teman-teman pun makin berbobot karena pengetahuan seputar perfilman yang saya dapat dari cinemags.
Cinemags selalu memberikan bonus. Poster selalu ada pada setiap edisinya. Beberapa poster pilihan saya selalu terpajang di dinding kamar dan berganti seiring dengan waktu dan suasana hati. Bonus tambahan lain dipastikan ada. Entah itu pembatas buku, kartu film, atau bonus khusus yang sangat layak dikoleksi seperti One Ring dari edisi LOTR, Syal atau tongkat sihir dari edisi Harry Potter.
Penampilan serta kemasan Cinemags berkembang secara kreatif. Contohnya lihat saja pada edisi Mei 2010 dimana sampul dengan gambar dari Film Iron Man 2 terlihat atraktif dengan logo yang dicetak dengan tinta Glow in the dark, atau pada edisi ke-100 yang menyisipkan 100 most influential movies beyond times dalam bentuk majalah tersendiri
Saya sendiri pernah mencoba beralih dengan majalah sejenis di pasaran. Tetapi akhirnya tetap kembali ke Cinemags yang tetap terasa pas dengan seluruh komposisinya sebagai majalah Film terbaik di Indonesia.
Tidak terasa tujuh tahun berlalu...saya pun tidak perlu berhemat lagi untuk membelinya karena telah bekerja dan memperoleh penghasilan. Walaupun kini bekerja di kota kecil yang notabene tidak ada bioskop dan memperolehnya musti menempuh jarak 80 km ke ibukota, Cinemags tetap setia menemani. Satu hal yang pasti, perasaan gembira tetap tak berubah ketika baru memegang edisi terbarunya. I love Cinemags.
*postingan ini buat dikirim ke Cinemags..semoga dimuat :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar