Sejak SLTP, saya telah banyak membaca novel, epik, komik atau cerpen yang bernuansa Islam..Bermula dari pinjem majalah Annida dari saudara sampai menabung untuk beli buku bahkan bekas sekalipun. Dari Annida saya mengenal nama-nama terkenal seperti Helvy Tiana Rosa, Muthmainnah atau Asma Nadia. Karya2 mereka membuka mata saya bahwa cerita Islam itu tidak melulu tentang surga dan neraka. Gambaran yang mengerikan dari komik2 islam ala jualan abang2 di bus jurusan Jogja-Solo pun (maklum sering dibeliin nyokap..he..he) sirnalah sudah..
Masa SLTP pun menjadi masa transisi dari bacaan SD saya seperti Majalah Bobo, komik (Tintin, Smurf, Asterix, Astro Boy, Lucky Luke), tabloid Hoplaa ( sering ada bonus poster kartunnya...ada yang masih inget gak?..^^) dan novel petualangan karya Enid Blyton semacam Lima Sekawan, Pasukan Mau Tahu atau Trio Detektif....menjadi bertambah genre dengan bacaan Islami..Apalagi kondisi sekolah saya adalah boarding school/ modern pesantren...Makin lengkaplah referensi dari lingkungan sekitar..
Dari bacaan Islami yang waktu itu masih langka, saya dapat banyak hal. Mulai dari pencerahan (halah..bahasanya..hi..hi) atau terkejut-kejut seperti ketika beberapa teman cewek saya di SMU mendapatkan hidayah berjilbab setelah terharu berat membaca kisah Ketika Mas Gagah Pergi karya Helvy Tiana Rosa (bukunya masih ada lho...udah lecek setelah berpuluh kali berpindah tangan..:)
Yah..sekarang sih di toko buku sudah membanjir buku2 fiksi Islami. Bahkan yang mega best seller hingga difilmkan seperti Ayat-ayat Cinta (Menghibur tapi lebih milih bukunya..). atau Ketika Cinta Bertasbih (duh belum nonton sih...embel2 asli Mesir bikin penasaran juga..he..) Sepertinya penerbit bonafid sudah tidak ragu lagi untuk berlomba-lomba membuat lini fiksi Islami dalam terbitan mereka...Sesuatu hal yang sudah berkembang dengan baik satu dekade ini. Toko buku pun sudah memajangnya di bagian best seller dan bersebelahan dengan buku bermutu lainnya
Ketika kaki melangkah di toko buku Gramedia beberapa hari yang lalu, saya menemukan buku yang dipajang paling depan menyambut calon pembelinya...Foto ibu tua berjilbab lusuh serta Tulisan warna biru muda tertera di bagian cover dan terbaca "Emak Ingin Naik Haji"...cinta hingga tanah suci..
Awalnya sih gak tertarik...tapi nama Asma Nadia mampu membuat saya memasukkannya dalam kantong belanja. Apalagi diembel2i dengan "Saksikan di Layar Lebar..A Film by Aditya Gumay" dan 100 % royalti untuk sosial kemanusiaan.
12 kumpulan cerita dalam buku ini mampu menyentuh kalbu...Ada tiga cerita favorit saya:
Note: For my Parent....semoga lancar segalanya...Amien Ya Rabbal'alamin..
foto diambil dari blognya asma nadia serta majalah madina.
Masa SLTP pun menjadi masa transisi dari bacaan SD saya seperti Majalah Bobo, komik (Tintin, Smurf, Asterix, Astro Boy, Lucky Luke), tabloid Hoplaa ( sering ada bonus poster kartunnya...ada yang masih inget gak?..^^) dan novel petualangan karya Enid Blyton semacam Lima Sekawan, Pasukan Mau Tahu atau Trio Detektif....menjadi bertambah genre dengan bacaan Islami..Apalagi kondisi sekolah saya adalah boarding school/ modern pesantren...Makin lengkaplah referensi dari lingkungan sekitar..
Dari bacaan Islami yang waktu itu masih langka, saya dapat banyak hal. Mulai dari pencerahan (halah..bahasanya..hi..hi) atau terkejut-kejut seperti ketika beberapa teman cewek saya di SMU mendapatkan hidayah berjilbab setelah terharu berat membaca kisah Ketika Mas Gagah Pergi karya Helvy Tiana Rosa (bukunya masih ada lho...udah lecek setelah berpuluh kali berpindah tangan..:)
Yah..sekarang sih di toko buku sudah membanjir buku2 fiksi Islami. Bahkan yang mega best seller hingga difilmkan seperti Ayat-ayat Cinta (Menghibur tapi lebih milih bukunya..). atau Ketika Cinta Bertasbih (duh belum nonton sih...embel2 asli Mesir bikin penasaran juga..he..) Sepertinya penerbit bonafid sudah tidak ragu lagi untuk berlomba-lomba membuat lini fiksi Islami dalam terbitan mereka...Sesuatu hal yang sudah berkembang dengan baik satu dekade ini. Toko buku pun sudah memajangnya di bagian best seller dan bersebelahan dengan buku bermutu lainnya
Ketika kaki melangkah di toko buku Gramedia beberapa hari yang lalu, saya menemukan buku yang dipajang paling depan menyambut calon pembelinya...Foto ibu tua berjilbab lusuh serta Tulisan warna biru muda tertera di bagian cover dan terbaca "Emak Ingin Naik Haji"...cinta hingga tanah suci..
Awalnya sih gak tertarik...tapi nama Asma Nadia mampu membuat saya memasukkannya dalam kantong belanja. Apalagi diembel2i dengan "Saksikan di Layar Lebar..A Film by Aditya Gumay" dan 100 % royalti untuk sosial kemanusiaan.
12 kumpulan cerita dalam buku ini mampu menyentuh kalbu...Ada tiga cerita favorit saya:
- Emak Ingin Naik Haji.......saya setuju dengan pernyataan Reza Rahadian, Pemeran Zein dalam Film dari cerpen ini--Emak Ingin Naik Haji adalah sebuah cerita sederhana yang membuat kita menyadari arti penting sebuah perjuangan hidup, dan membuat saya semakin mengagumi dan mencintai sosok ibu-- Gaya penceritaan yang multitokoh dan multikonflik (mengutip pernyataan Republika) mengingatkan kita pada Film Babel yang dibintangi Brad Pitt. Kesenjangan sosial antara si miskin dan si kaya secara gamblang terlihat dalam cerpen, di mana ada pihak yang begitu menginginkannya berhaji tapi tiada biaya, sementara di sisi lain ada pihak yang begitu mudahnya berhaji berkali2
- Sepuluh Juta Rupiah.......membuat saya makin menyadari statement " don't judge a book by its cover" (sering saya tambahin sendiri..do by its price..he..he). Tokoh Oman dan Sri sekeluarga mampu menutupi sangkaan orang mengenai kehidupan elit mereka..suatu sindiran sempurna bagi mereka yang menganut "Trying hard to be somebody" dengan memperlihatkan mereka mampu punya ini itu dan show off dalam kehidupan sehari-hari.. (yah..rumah mewah atau mobil keluaran terbaru..^^) Masyarakat yang selalu ingin tahu dan bergunjing tentang tokoh utama pun mampu menggambarkan kondisi riil sekitar kita yang selalu bergosip dan cenderung "ngomongin orang di belakang"....
- Cinta Laki-laki Biasa.........hm...istilah saya bagi tokoh Rafli dan Nania adalah "unconditionally love"..(they really deserve it...:) ceritanya tentang sosok Nania yang digambarkan ideal segala sesuatunya mendapatkan suami Rafli yang S3 (sangat standar sekali) sebagai laki-laki dan bagai langit dan bumi perbandingan keduanya...Dan orang2 yang mempergunjingkan mereka tidak akan pernah tahu bahwa Nania sangat dan akan selalu bersyukur mendapatkan Rafli dalam kehidupannya dan jawaban keyakinannya dengan pilihan dan waktu tepat dengan jodohnya akan berakhir dengan indahnya seiiring berjalannya waktu (Hiks...hiks..terharu nih....)
Note: For my Parent....semoga lancar segalanya...Amien Ya Rabbal'alamin..
foto diambil dari blognya asma nadia serta majalah madina.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar