From Mosque to Mosque
Hari kedua ini kami membulatkan tekad untuk bangun pagi2. Pokoknya rencana telah disusun lebih matang dari hari pertama. Tidak ada lagi yang namanya Que sera-sera...pasrah ke mana kaki melangkah.he he he
Pukul 07.30 packing barang telah selesai dilakukan. dan sudah check out dari penginapan kami. FYI kami menginap di Surabaya Youth Hostel 2. Kami pun telah memberanikan diri untuk merental taksi seharian. Taksi? ya... Setelah kaki gempor plus jadi kekar gara2 jalan kaki seharian belum lagi ditambah salah arah yang parah gara2 angkot, maka tawaran dari sopir taksi semalam kami sambut dengan suka cita..(tidak langsung setuju ding..perlu tarik ulur dan musyawarah alot kami ber3 sebelum mencapai mufakat)
1. Masjid Cheng Hoo
Tujuan pertama wisata hari ini adalah masjid beraksitektur China yang terletak di Jalan Gading Ketabang Genteng Surabaya. Kami tiba di suatu kompleks perumahan. Masjidnya sendiri berada dalam lingkungan sekolah.
Hm..Tak lupa kami menunaikan ibadah Sholat Dluha di masjid ini yang berwujud mirip kelenteng sehingga menimbulkan kesan yang unik di hati kami. Dibangun pada Tahun 2002, arsitekturnya memadukan budaya China dengan budaya Timur Tengah. Walaupun tidak terlalu besar, masjid ini dapat menampung sekitar 200 an jamaah.
Alkisah masjid ini didirikan untuk menghormati laksamana Cina Cheng Hoo yang mengajar penduduk untuk bercocok tanam. Beliau kemudian memeluk Agama Islam sehingga turut menyebarkannya ke penduduk
Hm..Tak lupa kami menunaikan ibadah Sholat Dluha di masjid ini yang berwujud mirip kelenteng sehingga menimbulkan kesan yang unik di hati kami. Dibangun pada Tahun 2002, arsitekturnya memadukan budaya China dengan budaya Timur Tengah. Walaupun tidak terlalu besar, masjid ini dapat menampung sekitar 200 an jamaah.
Alkisah masjid ini didirikan untuk menghormati laksamana Cina Cheng Hoo yang mengajar penduduk untuk bercocok tanam. Beliau kemudian memeluk Agama Islam sehingga turut menyebarkannya ke penduduk
2. Makam dan Masjid Sunan Ampel
Kalau ingin berwisata Religi ala Tour dan travel ke jazirah Arab tapi belum punya dana berlebih, anda dapat mengunjungi Makam dan Masjid Sunan Ampel. Sebelum sampai di bangunan masjid, kita akan disambut sama pedagang2 ala pasar Seng di Arab Saudi. Berbagai penganan khas ala Timur Tengah seperti korma, manisan dan kacang-kacangan ada disini. Anda mencari surban atau minyak Wangi berbotol unik? Semuanya dapat anda dapatkan di sini
Selain di sepanjang jalan menuju masjid, di sebelah kanan bangunan masjid terdapat pasar yang sudah tertata rapi. di koridor pasar tersebut telah terpasang semacam kanopi pelindung, sehingga kita bisa nyaman berbelanja tanpa khawatir terkena panas dan hujan. Alhasil sarung sama kain batik terbeli di sini. Sementara Afif berhasil memboyong sandal kayu atau teplek berlukis. Apalagi kalau anda pintar menawar, harga barang yang anda dapat akan lebih murah.
Sunan Ampel adalah salah satu Walisongo putra dari Maulana Malik Ibrahim yang kebetulan juga juga salah seorang Walisongo yang merupakan penyebar utama Ajaran Agama Islam di Pulau Jawa. Masjid ini dibangun pada tahun 1921 oleh Sunan Ampel sendiri yang berasal dari negeri Champa (Mungkin daerah sekitar Kamboja). Sunan Ampel menyebarkan ajaran Islam di Wilayah Ampel dento ini karena merupakan daerah yang diberikan oleh Raja Majapahit untuk menetap dan berdakwah.
Sunan Ampel wafat pada 1481 dan dikebumikan di barat Masjid. Sehingga setiap hari banyak sekali peziarah yang berkunjung dan berdoa ke makam beliau.
Masjid ini dibuat dengan 5 gerbang yang mengelilinginya yaitu Gapura Munggah yang menyimbolkan ibadah Haji, Gapura Poso yang menggambarkan kewajiban Berpuasa, Gapura Ngamal mewakili ibadah Zakat, Gapura Madep melambangkan ibadah Sholat, serta Gerbang di daerah makam yang dinamakan Paneksen yang menggambarkan kalimat Syahadat..Kelimanya merupakan simbol rukun Islam. Hm..betapa dalam maknanya bukan?
Masjid ini dibuat dengan 5 gerbang yang mengelilinginya yaitu Gapura Munggah yang menyimbolkan ibadah Haji, Gapura Poso yang menggambarkan kewajiban Berpuasa, Gapura Ngamal mewakili ibadah Zakat, Gapura Madep melambangkan ibadah Sholat, serta Gerbang di daerah makam yang dinamakan Paneksen yang menggambarkan kalimat Syahadat..Kelimanya merupakan simbol rukun Islam. Hm..betapa dalam maknanya bukan?
3. Jembatan Suramadu
Sekitar pukul 10.00, Taksi sudah berada di gerbang Tol Suramadu..ini adalah waktu yang kami tunggu2. Bayangkan?..rencana ke sini sudah bergulir 2 bulan silam. Rencana yang berjalan mengalir begitu saja.Secara spontan dan apa adanya (saking spontannya malah menyerahkan nasib dan waktu pada seorang sopir taksi...he..he)
Oke..begitu membayar sejumlah 30.000 rupiah untuk one way, meluncurlah kami di jembatan terpanjang se-Indonesia Raya ini. Perasaan bangga tentu mengalir di dada. Kalo memungkinkan rasanya pengen deh nulis "I was here" di Jembatan ini :norak mode on:
Siang itu arus lalu lintas terbilang sepi. yang lumayan cukup rame adalah bagian jalan untuk motor yang dibatasi oleh pagar setinggi 2 meter..haha..ya mungkin ini adalah satu2nya jalan tol khusus motor di Indonesia. Keadaan yang sepi itulah menggoda pak sopir taksi menawari kita untuk bernarsis ria di sisi jembatan...dan kami pun dengan penuh semangat mengiyakan setelah berdebat tentang boleh dan tidaknya berhenti di tengah jalan tol. Melihat perbuatan kami, beberapa mobil di belakang kami tertarik mengikuti juga. Mobil Patroli yang mendekat dan memberi peringatan menegaskan bahwa memang tidak diperbolehkan untuk berhenti di tengah jalan. Buru2 balik deh ke taksi..tapi puas karena pose2 sudah sukses dijalankan.
Oke..begitu membayar sejumlah 30.000 rupiah untuk one way, meluncurlah kami di jembatan terpanjang se-Indonesia Raya ini. Perasaan bangga tentu mengalir di dada. Kalo memungkinkan rasanya pengen deh nulis "I was here" di Jembatan ini :norak mode on:
Siang itu arus lalu lintas terbilang sepi. yang lumayan cukup rame adalah bagian jalan untuk motor yang dibatasi oleh pagar setinggi 2 meter..haha..ya mungkin ini adalah satu2nya jalan tol khusus motor di Indonesia. Keadaan yang sepi itulah menggoda pak sopir taksi menawari kita untuk bernarsis ria di sisi jembatan...dan kami pun dengan penuh semangat mengiyakan setelah berdebat tentang boleh dan tidaknya berhenti di tengah jalan tol. Melihat perbuatan kami, beberapa mobil di belakang kami tertarik mengikuti juga. Mobil Patroli yang mendekat dan memberi peringatan menegaskan bahwa memang tidak diperbolehkan untuk berhenti di tengah jalan. Buru2 balik deh ke taksi..tapi puas karena pose2 sudah sukses dijalankan.
4. Museum Cakraningrat
6. Makam Syaichona Cholil